Setanmerah -
Bawang merah termasuk salah satu produk hortikultura yang selalu dibutuhkan
oleh masyarakat. Di mana untuk melakukan budidaya bawang merah sendiri
tergolong mudah dan cepat. Tanaman sayuran yang juga cocok dibudidayakan
di lahan bekas padi ini bisa dipanen hasilnya hanya dalam waktu dua bulan.
Permintaannya
yang cukup tinggi turut menjadikan harga bawang merah bisa lebih stabil dibandingkan
produk hortikultura lainnya.
Budidaya bawang
merah atau Allium ascalonicum ini cocok dilakukan di dataran rendah sampai
dataran tinggi, mulai dari 0 mdpl – 900 mdpl.
Supaya
mudah dalam melakukan perawatan sekaligus mencegah timbulnya serangan penyakit
khususnya jamur, ada baiknya budidaya bawang merah dilakukan di akhir musim
penghujan dan pertengahan musim kemarau. Yaitu antara bulan April hingga bulan
Juli.
Persiapan Lahan
Bawang merah
termasuk tanaman berumur pendek, untuk itu dia memerlukan nutrisi yang siap
serap dalam jumlah yang cukup banyak. Bagi Anda yang belum pernah melakukan
sistem pertanian rotasi tanaman, maka lahan harus diolah terlebih dahulu.
Pengolahan
lahan pada penanaman bawang merah ini bertujuan untuk meningkatkan porositas
tanahnya. Sehingga umbi bawang merah bisa tumbuh dengan baik sekaligusmemudahkan
perakaran dalam menyerap air dan unsur hara.
Ada
tiga tahapan pengolahan tanah pada lahan bekas penanaman padi, yang pertama
pembuatan bedengan dengan ukuran lebar 1.5 m dan tinggi 50 cm, serta jarak
antar bedengan 50 cm.
Kedua
adalah aktifitas pencangkulan pembalikan tanah bedengan. Fungsinya untuk
mempercepat proses pengomposan sisa-sisa tanaman padi yang masih tertinggal di
lahan. Setelah dilakukan pembalikan tanah selanjutnya lahan diistirahatkan atau
dibiarkan selama satu minggu.
Biasanya
setelah lahan diistirahatkan selama satu minggu sisa tanaman padi akan sudah
lebih lunak dan banyak terurai. Lakukan langkah ketiga berupa pencacahan
gumpalan-gumpalan tanah yang masih berukuran besar sampai didapatkan tekstur
tanah yang lebih halus.
Pemberian
Pupuk Dasar
Di awal pertumbuhannya tanaman bawang merah membutuhkan nutrisi yang cukup banyak. Kondisi tanah juga harus benar-benar subur dan mengandung unsur hara siap serap.
Perpaduan
antara pupuk kandang dari kotoran kambing dan pupuk kimia sintetis bisa menjadi
pilihan bagi Anda yang ingin membudidayakan bawang merah secara konvensional.
Seringkali
lahan bekas penanaman padi memiliki pH yang rendah atau di bawah 6. Maka dari
itu perlu dilakukan penambahan dolomit atau kapur tanaman sebanyak 5 ton/ha
yang disebarkan secara merata di permukaan bedengan.
Di
mana target pH tanah yang sesuai pada budidaya bawang merah adalah 6.5. Gunakan
kertas lakmus untuk mengecek pH tanah lahan pertanian Anda.
Dalam rangka ntuk memperbaiki porositas tanah
sekaligus meningkatkan kandungan mikroorganisme dalam tanah, tambahkan pupuk
kandang yang terbuat dari fermentasi kotoran kambing atau domba sebanyak 10-15
ton/ha.
Pada pola
budidaya bawang merah secara konvensional pemenuhan unsur hara makro dilakukan
dengan cara memberikan pupuk kimia. Pupuk disebar kemudian dicampurkan secara
merata pada tanah bedengan, untuk setiap 1 ha lahan diperlukan berupa campuran
Urea 200 kg/ha, SP-36 300 kg/ha dan KCL 150 kg.
Namun jika Anda tertarik untuk mencoba menggunakan
sistem pertanian organik, jumlah pupuk kandang yang diberikan harus lebih
banyak. Karena setiap 1 ton pupuk kandang hanya mengandung 10 kg NPK siap
serap, maka supaya dapat memenuhi kebutuhan unsur hara makro dan mikro
setidaknya diperlukan pupuk kandang dari fermentasi kotoran kambing sebanyak
60-80 ton/ha.
Setelah pupuk tercampur rata dengan tanah bedengan,
selanjutnya lahan perlu diistirahatkan lagi selama 1 minggu. Mikroorganime akan
aktif mengurai pupuk dan bahan organik yang tersedia di tanah.
Jadi ketika dilakukan penanaman bibit bawang merah
jumlah unsur hara makro dan mikro yang tersedia sudah cukup banyak.
Penanaman Bibit
Menurut data
dari badan Litbang Pertanian, setidaknya ada 6 varietas bibit unggul bawang
merah, diantaranya; Maja, Kuning, bima Brebes, Katumi, Sembrani dan Mentes. Di
mana potensi hasil panennya bisa mencapai antara 10-27 ton/ha.
Nah, ciri dari
umbi bibit bawang merah yang sehat antara lain; berwarna mengkilap, tidak
keropos dan tidak terdapat luka atau busuk. Sedangkan ukuran bobot umbi
setidaknya 3-4 gram/umbi.
Untuk mencegah bibit dari serangan jamur, Anda dapat
merendamnya terlebih dahulu dalam air selama 10 menit. Setelah itu tiriskan
kemudian taburi dengan menggunaan Gliocladium dan Trichoderma sebanyak 100-250
gr untuk setiap 50 kg bibit.
Potong 1/3 bagian umbi untuk mempercepat proses
tumbuhnya daun. Saat menanam di bedengan caranya adalah diputar seperti sekrup,
namun pastikan supaya ujung umbi yang dipotong tidak terlalu tertutup tanah,
cukup taburi sedikit tanah di permukaannya. Jarak tanam antar bibit yang
direkomendasikan adalah 15 cm X 20 cm, bisa juga 20 cm X 20 cm
Secara konvensional pemupukan susulan pada bawang
merah dilakukan sebanyak dua kali menggunakan pupuk urea dengan dosis yang
sama. Yaitu pada minggu ke dua atau saat tanaman berumur 15 hari berupa pupuk
ZA 250 kg/ha dan KCL 25 kg/ha serta minggu ke empat atau umur tanaman 35 hari
menggunakan pupuk ZA 200 kg/ha dan KCL 25 kg/ha.
Yang perlu diperhatikan dua hari sebelum dilakukan
pemupukan tanaman tidak boleh disiram dengan air. Kemudian pada hari ke tiga
pupuk disebarkan di atas bedengan secara merata di atas bedengan. Sebaiknya
pemberian pupuk di pagi hari sebelum jam 10 kemudian segera sirami dengan air
Sedangkan aktifitas pemupukan susulan pada pertanian
organik menggunakan pupuk organic cair atau POC yang terbuat dari fermentasi
urin kelinci, kemudian dilarutkan menggunakan air bersih, di man
perbandingannya 1:10.
Supaya pertumbuhan tanaman dan produksi umbinya dapat
maksimal, pemberian larutan POC sebaiknya dilakukan setiap 1 minggu sekali atau
10 hari sekali. Di mana dosis yang diberikan sebanyak 1 liter larutan POC yang
sudah diencerkan setiap 1 meter persegi bedengan.
Perawatan
Anda perlu melakukan perawatan rutin setiap hari yang
meliputi penyiraman, pengendalian rumput liar dan pengendalin hama.
Karena budidaya
bawang merah nantinya dilakukan saat musim kemarau, maka aktifitas penyiraman
dibagi dalam 3 langkah berdasarkan umur tanaman. Berikut data jadwal dan
intensitas penyiraman bawang merah berdasarkan data Litbang pertanian
Di samping itu ertumbuhan rumput liar atau gulma juga menjadi isu yang patut diperhatikan. Agar Anda tidak kesulitan dalam membersihkan bedengan dari serangan rumput liar, sebaiknya aktifitas ini dilakukan setiap hari.
Biasanya rumput liar akan muncul di antara tanaman bawang merah. Ketika pengendalian rumput liar dilakukan secara rutin, maka akar rumput yang muncul masih lemah dan cukup mudah dicabut dari tanah. Ketika tanah bedengan cukup mengandung mikroorganisme dan bahan organic, maka tanaman yang tumbuh pun juga lebih sehat dan kuat, serta tidak mudah terserang hama dan penyakit. Maka dari itu pastikan Anda semaksimal mungkin menggunakan bahan-bahan yang alami dalam pengendalian OPT yang menyerang tanaman bawang. Beberapa penelitan telah menunjukkan bahwwa pemberian pupuk hayati yang mengandung Trichoderma, mikoriza arbuskula, Nitrobacter, Nitrococcus secara rutin, yang bertugas meningkatkan daya tahan tubuh tanaman bawang merah. Kalaupun terpaksa menggunakan obat-obatan kimia sebaiknya dosis yang diaplikasikan seminimal mungkin dan hanya ketika terdapat tanda-tanda serangan OPT.
Panen
Setelah tanaman berumur 60-70 hari biasanya tanaman bawang merah akan menunjukkan tanda-tanda siap panen, antara lain; leher batang mulai lunak, tanaman rebah dan daunnya menguning
Sebaiknya aktifitas panen dilakukan saat tanah bedengan dalam keadaan kering dan cuaca cerah, sehingga umbi tidak basah dan penyakit busuk umbi pun dapat dicegah. Umbi yang telah dipanen kemudian dijemur di bawah sinar matahari langsung selama kurang lebih 1-2 minggu, kemudian dilanjutkan dengan melakukan penyortiran yang disesuaikan dengan kualitas umbi. Referensi :
- Widyaningsih. A, M. Bali Litbang Pertanian (2016). Teknologi budidaya bawang merah
- Petrokimia gresik (2019). Anjuran umum pemupukan berimbang menggunakan pupuk tunggal
- Dinas Pertanian Kabupaten Jombang (2016). Teknologi budidaya komoditas sayuran spesifik bawang merah
- Sumami, N dan Hidayat, A. Balitsa (2005). Budidaya bawang merah
- Grant, A. Gardening know how (2019). Are red onions easy to grow: tips on growing red onions
- Wager,K. Home Guides SF Gate (2019). How togrow red onions from bulbs
- Albert, S. Harvest to table (2019). How to grow onions in your garden
Gambar :
http://kalbar.litbang.pertanian.go.id/index.php/teknologi-teraktual/896-budidaya-bawang-merah-di-lahan-gambut https://kompas.id/baca/foto/2017/06/24/petani-bawang-merah
2 Comments
Click here for CommentsSangu turu
Replymantau dulu
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon